Studi mengenai
ikan sebagai sumberdaya yang dapat
dipanen oleh manusia. Sumberdaya yang dapatdipanen yaitu sumberdaya
ikan perairanumum dan
ikan laut sehingga
dengan mengetahui biologi
perikanan sumberdaya tersebut dapat dilakukan pemanfaatan
yang optimum dan membuat
rekomendasi dalam pemanfaatan serta
perbaikannya.
Reproduksi merupakan salah satu proses yang
dilakukan oleh makhluk hidup untuk bergenerasi, memilih keturunan dan mempertahankan
kelangsungan sepesies di alam.IKG (Indeks Kematangan Gonad) adalah nilai dari %
sebagai hasil perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan. Sedangkan TKG
(Tingkat Kematangan Gonad) adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum
dan sesudah ikan memijah. Dengan mengetahui IKG dan TKG dari suatu ikan dapat diprediksikan
kapan saat yang tepat bagi ikan untuk melakukan pemijahan.
Informasi mengenai reproduksi sangat
penting untuk dipelajari dan merupakan
salah satu faktor penujang ketersediaan ikan yang berada di perairan. Dengan
mempelajari reproduksi kita
juga bisa menentukan kapan waktu ikan memijah dan frekuensi pemijahan ikan tersebut, sehingga kita dapat
mencegah kepunahan ataupun penurunan stok yang sangat drastis akibat dari kegiatan
pengangkapan. Oleh karena itu, pratikum Biologi Perikanan
menegnai “Reproduksi” ini sangat penting dipelajari karena menyangkut dengan
ketersediaan ikan dan merupakan cara untuk dapat mencegah kepunahan
ataupun penurunan stok yang sangat drastis akibat dari kegiatan pengangkapan.
1.2 Tujuan
Tujuan
dilakukannya pratikum Biologi Perikanan mengenai “Reproduksi” ini adalah untuk
memahami tingkat kematangan gonad dari suatu inidividu ikan, dapat memprediksi
waktu pemijahan dengan tahap perkembangan untuk recruitment, dan menjelaskan
fase-fase perkembangan gonad. Selain itu, dari pratikum ini diharapkan dapat
mengetahui jumlah telur ikan, ukuran telur dan perkembangan imdividu menjelang
pemijahan yang pada akhirnya dapat menduga produktivitas dan potensi produksi
dari sekelompok ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan yang memiliki fekunditas yang besar umumnya
memijah di permukaan dan mempunyai kebiasaan tidak menjaga telurnya, sedangkan
yang memiliki fekunditas yang kecil memiliki kebiasaan menempelkan telurnya
pada substrat dan menjaga telurnya dari pemangsa (Mohamad, 2012).)
Vinky (1997)
menyatakan bahwa kapasitas reproduksi dari pemijahan populasi tertentu untuk
mengetahuinya harus menggunakan fekunditas populasi relatif. Misalnya
fekunditas populsi relatif dari seratus, seribu, atau sepuluh ribu individu
dari kelompok umur tertentu. Jumlah ikan dalam tiap-tiap kelas umur dikalikan
fekunditas rata-rata dari umur itu.
Selama proses reproduksi, sebelum
pemijahan terjadi sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan
gonad. Gonad akan bertambah berat seiring dengan makin besar ukuran tubuhnya,
termasuk pada garis tengah telurnya. Gonad mencapai berat dan ukuran maksimum
sesaat sebelum ikan itu memijah, kemudian turun dengan cepat selama pemijahan
berlangsung sampai proses selesai (Effendie, 1979).
Perubahan kematangan gonag
diperlukan dalam biologi perikanan untuk mengetahui ikan-ikan yang akan
melakukan reproduksi dan tidak. Pengetahuan tentang tahap kematangan gonad ini
juga akan membantu dalam memperoleh keterangan waktu ikan akan memijah, baru
memijah, dan atau sudah memijah. Pengetahuan mengenai ukuran ikan untuk pertama
kali gonadnya menjadi masak, ada hubungan dengan pertumbuhan ikan itu sendiri,
dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi (Neni, 2002).
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum Biologi Perikanan mengenai Pertumbuhan
di laksanakan pada tanggal 03 November 2016 pada pukul 10.00-12.00. Pratikum ini di
laksanakan di Laboratorium Perikanan Prodi Ilmu Kelautan, jurusan kehutanan fakultas pertanian universitas
bengkulu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan untuk melakukan pratikum ini yaitu: alat
bedah ,tissue, kantong
plastic, botol sample, neraca ohaus, , cawan petri, gelas preparat, kertas lap
,kertas label.
Bahan yang digunakan adalah organ
ikan nila (oreochromis niloticus)
yaitu, gonad ikan yang telah diawetkan pada percobaan pertumbuhan.
3.3 Prosedur Kerja
Gonad ikan yang telah di awetkan
dalam percobaan pertumbuhan di keluarkan dari dalam botol film kemudian
menimbang secara keseluruhan. pada
Gonad ikan jantan hanya di ukur bobot gonad totalnya dengan neraca ohaus dan
jenis TKG ditentukan dengan klasifikasi Casie
Pada Gonad
ikan betina selain menentukan bobot total gonad dan jenis TKG, jumlah telur juga dihitung. Pada
awalnya, setelah berat gonad berisi telur ditimbang keseluruhanya, gonad berisi telur tersebut di potong
menjadi enam bagian kecil dan ditimbang. Contoh
telur tersebut saling melekat satu sama lain dipisahkan dalam cawan petri
dengan bantuan air sebanyak 10 ml.Kemudiam,telur pada cawan petri diambil
dengan pipet dan diteteskan pada gelas preparat sebanyak 20 tetes yang di
letakkan setiap tetesnya searah jarum jam dan dihitung jumlah telur yang ada.
3.4 Analisis Data
3.4.1 Indeks Kematangan Gonad (TKG).
Peningkatan nilai IKG akan
seiring dengan meningkatnya tingkaat kematangan gonad ikan:
IKG=BG/BT x 100%
Dimana: BG = Berat
Gonad (gram)
BT = Berat
Total (gram)
3.4.2.Rasio
Kelamin
Penduga
rasio penting untuk melihat perbandingan (rasio) dari masing - masing jenis
kelamin ikan yang ada di perairan. Pendugaan rasio ini dibutuhkan sebagai bahan
pertimbangan dalam produksi,rekruitmen,dan konservasi sumber daya ikan
tersebut.
Pj=A/B x 100%
Dimana : Pj = Proporsi
jenis
A = Jumlah
jenis ikan tertentu
B = Jumlah total individu ikan.
Untuk melihat sebaran kelamin ikan pada
selang kepercayaan 95% adalah:
dimana : P = Jumlah terima q = Jumlah sisa (1-p)
n = Jumlah ikan
3.4.3. Indeks
Gonad
Untuk
mengetahui kelompok kan yang memijah dari proporsi ikan di perairan,maka dapat
dianalisis dari indeks gonad. IG=∑34/∑total bila;
IG>0,50 = ikan
cenderung pada keadaan sedang berpijah.
0,30>IG<0,50 = Ikan mengalami proses pematangan gonad.
3.5 Fekunditas
Untuk mengetahui fekunditas metode yang
digunakan adalah metode volumetrik yaitu :
X : x = V : v
Keterangan:
X = jumlah telur
yang akan dicari
x = jumlah telur
contoh
V = volume berta
seluruh gonad
v = volume berat
contoh
Setelah jumlah telur yang dicari
telah didapat, lalu untuk menghitung fekunditas
gabungan menggunakan rumus :
Keterangan: F : Fekunditas
yang dicari
G : Berat gonad total
V : Volume
pengenceran
X : Jumlah telur yang ada dalam 1cc
Q : Berat telur contoh
3.6 Diameter Telur
Diameter
telur dikonversi telebih dahulu dengan mengalikan 0.025. Kemudian dibuat selang
kelas dengan menentukan nilai maksimum dan minimum terlebih dahulu (TKG III dan
TKG IV). Setelah itu tentukan kisarannya (nilai maksimum-nilai minimum).
Diameter telur = diameter x 0.04.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Proporsi Jenis Kelamin
 |
Proporsi jenis kelamin |
Dari hasil yang saya amati pada jenis kelamin pada ikan nila jumlah total
pada betina yaitu 52 sedangkan yang jantan 59.Dan proporsi jenis kelamin pada
ikan betina yaitu 47 % dan pada ikan jantan 53%. Dari sini mnyatakan bahwa proporsi jenis
klamin jantan lbih besar dari proporsi jnis kelamin betina.
Menurut Vinky, 1997
menyatakan bahwa Secara genetika jenis kelamin ditentukan oleh gonosom atau
kromosom kelamin. Hal ini telah ditetapkan semenjak
terjadinya pembuahan. Namun demikian pada masa-masa awal sebelum diferensiasi
kelamin, faktor lingkungan sangat berperan dalam mengarahkan ekspresi gen
(genotipe) tanpa mengubah fenotipenya. Dengan demikian, pada akhirnya jenis
kelamin suatu organisme ditentukan secara bersama oleh gen dan lingkungan. Dari sini saya dapatkan bahwa genetika
kelamin di tentukan oleh gonosom atau kromosom
kelamin.
4.2 Tingkat Kematangan Gonad
4.2.3 TKG ikan nila jantan
Dari hasil
pengamatan saya pada table TKG ikan nila jantan saya dapatkan bahwa dari SK
berat total 70 -118 terdapat 100% TKG I(Fr). Pada SK berat
total 119 -167
terdapat 70% TKG I (Fr) dan terdapat 30%
TKG III(Fr). Pada SK berat total 168 - 216
terdapat 100% TKG I(Fr). Pada SK berat
total 217-265
terdapat 62% TKG I(Fr),7% TKG II(Fr), terdapat 15%
TKG III(Fr), dan terdapat 16%(Fr). Pada SK 266-314
terdapat 50% TKG I(Fr), dan 50%TKG II(Fr). Pada SK 305-351 terdapat 60
% TKG I(Fr) dan 30% TKG II. Pada SK 315-363
terdapat 100% TKG II(Fr), dan pada 364 - 42
terdapat 100% TKG I (Fr).
Menurut hasil penelitian Effendi (1979), menyatakan bahwa TKG untuk ikan nila jantan pada TKG ke III memiliki jumlah
yang lebih besar dari pada TKG I, II dan IV. Kemungkinan dikarenakan keadaan
ikan nila jantan dalam keadaan gonad yang sudah masak, serta memiliki
persentase sebesar 9,09 %. Dalam grafik ini saya dinyatakan bahwa yang TKG
paling terbanyak pada ikan nila jantan adalah
TKG I. Kemungkinan dikarenakan keadaan ikan nila jantan dalam keadaan gonad blum ditemukan folikel beserta
sel-sel gametnya dan testes seperti benang dan berwarna jernih dan ukuranya
sangat kecil dan pendek dan jumlah terendah yaitu pada TKG IV.
4.1.2 TKG ikan nila betina
Dari hasil pengamatan saya pada
table TKG ikan nila betina saya dapatkan bahwa dari SK berat total
80-128 terdapat 45% TKG
I(Fr),0% pada TKG II(Fr),10% Pada TKG III(Fr),45%
Pada TKG IV(Fr). Pada SK berat total 129-177
terdapat 50% TKG
I (Fr),10% pada TKG II (Fr),40%
pada TKG III (Fr),0% pada TKG IV (Fr). Pada SK berat total 178-226TKG I terdapat
50%, 0% pada TKG II, 10%
pada TKG III,50% pada TKG IV(Fr).pada SK berat total 227 - 275
terdapat 0% pada TKG I(Fr),18%
TKG II(Fr), terdapat 22% TKG III(Fr),dan terdapat 60%pada
TKG IV(Fr).pada SK 276-324
terdapat 100% pada TKG IV(Fr). Pada SK 325 - 374 terdapat 100% TKG IV, Pada SK 374-442
terdapat 100% TKG III(Fr).
TKG untuk ikan nila
betina pada TKG III memiliki jumlah yang terbesar sebanyak 24 dengan persentase
55,81 %, ini berarti ikan nila betina yang paling banyak dalam keadaan gonad
yang belum masak atau masih dalam tahap awal pemijahan. TKG I organ seksual
sangat kecil. TKG II warna ovarium kuning telur kelihatan jelas. TKG III warna
ovarium kuning. TKG IV warna telur kuning, telur sudah nampak besar (Vinky, 1997).Dari grafik IKG ikan nila jantan
diatas dapat ketahui bahwa IKG terendah
ada pada selang kelas 364 - 412
dengan presentase 0,14% dan tertinggi ada pada selang kelas 315-363
dengan presentase 0,99%. Berdasarkan
grafik IKG ikan nila betina maka dapat dilihat bahwa diatas menunjukkan pola y
sebesar = 0.4235x0,106 dan R² =
0.0162.
Dari grafik IKG ikan nila jantan
diatas dapat ketahui bahwa IKG terendah
ada pada selang kelas 276-324 dengan presentase 1,22%
dan tertinggi ada pada selang kelas 80-128 dengan
presentase 2,23%. Berdasarkan grafik IKG ikan nila
betina maka dapat dilihat bahwa diatas menunjukkan pola y sebesar = 2,5186x0,455dan R² =
0.5979.
4.4 Fekunditas Ikan nila
Berdasarkan grafik fekunditas ikan nila jantan
dengan ikan nila betina maka dapat dilihat bahwa grafik hubungan panjang dan
berat ikan nila diatas menunjukkan pola y sebesar 1141,9x0,2273 Nilai
R20,068 fekunditas
dan bobot ikan.Nilai ini diartikan bahwa Hubungan antara fekunditas dengan
bobot tubuh ikan betutu lebih kuat jika dibandingan dengan hubungan fekunditas
dengan panjang total ikan betutu, yang ditunjukkan dengan nilai R2 (koefisien
determinasi) yang lebih besar .
V. Kesimpulan
Setelah
melakukan praktikum Biologi Perikanan tentang Reproduksi ini, kami
mengetahui proses reproduksi yang dialami ikan kembung Scomber negletus). Reproduksi
merupakan salah satu proses yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk
bergenerasi, memilih keturunan dan mempertahankan kelangsungan sepesies di
alam.IKG (Indeks Kematangan Gonad) adalah nilai dari % sebagai hasil
perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan. Sedangkan TKG (Tingkat
Kematangan Gonad) adalah tahap tertentu perkembangan gonad sebelum
dan sesudah ikan memijah.
Beberapa
tanda yang dapat dipakai untuk membedakan kelompok dalam penentuan tingkat
kematangan gonad yaitu :
1. Ikan
Betina
Pada ikan betina dapat dilihat
bentuk ovarium, besar kecilnya ovarium, pengisian ovarium dalam rongga tubuh,
warna ovarium, halus tidaknya ovarium, kejelasan bentuk warna telur dengan
bagian – bagiannya, dan warna telur
2. Ikan
Jantan
Pada ikan jantan dapat dilihar dari
bentuk testes, besar kecilnya testes, pengisian testes dalam rongga tubuh,
warna testes, dan keluar tidaknya cairan testes (dalam keadaan segar).
DAFTAR PUSTAKA
Effendie, 2012.Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatana.
Bogor.
Mohamad,
2012. Species Identification Sheets,
Eastern
Indian Ocean/Western Central Pacific. ABRS & CSIRO Publishing : New York.
Neni, 2002. Taksonomi dan Kunci Identifikasi
Ikan
II. Binacipta : Jakarta.
Vinky, 1997.Perubahan Kematangan Gonad .Ganesha Operation.
Medan.